takut [do,a] dikabulkan

kalau menyelam samudera mungkin dah mencapai dasarnya. tak bisa tenggelam lagi. down on top. putus asa. pupus banget. tak terasa bulir-bulir lembut mengalir di pipi. berkali-kali menyeka titik air mata. aku lenyap. amblas. enggak ada gairah. aku dah mati! hening......
kost lagi sepi. maklum malam minggu.

masa depan suram adalah aku. penyesalan adalah aku. so what gitu loh? padahal aku dah didoain ama kakek pas aku enggak minta didoain. "tak dungakno koen lulus sekolahmu yo le.." aku pamit esoknya ke jakarta. walah abah, kok enggak doain biar cepet kerja.. ato lancar jodo. sebulan kemudian abah telah tiada.

kelam adalah aku. berjelaga adalah aku. hanya pekat yang beredar di nafas yang berat. so what gitu loh? padahal waktu gagal ikut ujian sidang aku dah jauh-jauh (malah kesasar-sasar) hanya untuk minta doa dari cak emha ainun nadjib pas ada konser ama kiai kanjeng. "cak dungakno aku lulus you, sakno ibukku cak" bisikku sambil erat telapakku di genggamnya. itulah pertemuan dengan sosok idolaku, yang membuat temen yg nganterin ampir putus ama pacarnya.

lalu kapan?
mana janjiMu?
Tuhan... bukankah mudah bagiMu. kemanakah keberuntungan yg selalu ada? lantas kenapa mereka yang skripsinya aku yang ngerjain, mereka lulus? harusnya aku lebih lulus. aku ikhlas. tapi kenapa jadi begini....?
(ada yang tau enggak ya caranya chatting dengan Tuhan?)
please Tuhan, emak gue pasti ngomel dan nyumpahin gue duh..., bukan begini maxudku.
huk hu' hu........ (biarin, enggak ada yg liat)

lantas aku sambar Kitab Suci Al'Qur'an Terjemah. genggam erat. "Bicaralah padaku kini, please"
Bismillah... buka acak. lantas ? so what gitu loh.
"Pertolongan Allah adalah dekat" kok pas banget "hiyaaaaa kappanhhh hik hik hi, ??"
"Disaat kau nyaris putus asa" lagi?
sejak itu aku belajar untuk lupa, belajar untuk putus asa.

dan?
sebenarnya gue orangnya serampangan, sok yakin, dan? enggak mudah putus asa. enggak mau nyerah. aku merasa selalu beruntung. iya! soale aku laer pas tanggal 9 wulan poso (9) taun 1399h. kata primbon gue bawa hoki. emang. bawaan gue untung mulu. alhamdulillah.

tapi rupanya ini titik balik.
ada saja kejadian beruntun yg bagi aku enggak logis,
yakni semenjak daftar skripsi, hingga mau daftar wisuda.. ada aja. youwis (sudah)
mungkin keberuntungan yg beruntun harus ku tebus dengan menerima bencana+usaha lebih keras.

iya seh, di kampus aku paling rajin untuk bolos.
kalau masuk bawaannya protes mulu. merasa lebih ngerti dari dosen.
emang!? dosennya aja yang *****!
ujian final enggak masuk. absen pas ujian her doang.
emang enggak pantes lulus
tapi kalau ini semua salahku, hukumlah aku. eh, jangan hukum aku. maavkan aku.
enggapapa deh ndak lulus, tapi emak gue jadi suedih-sedu-sedan; enggak kuat liat emak gue nangis. makanya sampai sekarang emak gue enggak tau kabar kuliahan gue.
-------------------------------------------------------------
aku dah ampir lupa bahwa gue belum lulus. shebook pol !!
------------------------------------------------------------

King David (Nabi Daud as.) pernah berdoa agar ditimpakan bencana-bencana sebab janji Allah bahwa pertolongan Allah lebih cepat dari air bah dari pegunungan.

lebih gila lagi cak nun menulis puisi doa mohon kutukan. hiii... ngeri.

x2nie? paling banter minta khusnul khotimah aja deh, takut enggak kuat kalo minta macem-macem. takut kalo dikabulkan.

[lebakbulus.jakartaselatan]